telah aku coretkan
tersusun mengikut nada
tertulis kemas dan rapi
bersama lebihan kopi semalam
setiap darinya
menggambarkan sempurna
raut wajah kamu
molek tubuh
dan senyuman berbisa
bunyi suara yang girang
rajukan manja
serta sentuhan yang tenang
malangnya
kau tidak bisa membacanya
mendengar setiap patah aku bicara
mengagungkanmu sepenuh jiwa
kerna telah aku sedar
bahwa puisi puisi ini
tidak pernah terkandung kamu
yang hanyalah singgahan sementara
norma manusia bertemu manusia
sebaliknya coretan indah ini
buat separuh jiwa
perempuan yang nyata bukan kamu.
Puisi yang ke seratus and counting.
Hafeez Darraji
0 comments: